Rabu, 27 Oktober 2010

Undang-Undang Sistem Keolahragaan

SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
a bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial;
b. bahwa dalam rangka mengisi kemerdekaan dan memajukan kesejahteraan umum perlu mewujudkan kehidupan bangsa yang bermanfaat bagi pembangunan yang berkeadilan dan demokratis secara bertahap dan berkesinambungan;
c. bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa melalui instrumen pembangunan nasional di bidang keolahragaan merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia secara jasmaniah, rohaniah, dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, sejahtera, dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
d. bahwa pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional yang dapat menjamin pemerataan akses terhadap olahraga, peningkatan kesehatan dan kebugaran, peningkatan prestasi, dan manajemen keolahragaan yang mampu menghadapi tantangan serta tuntutan perubahan kehidupan nasional dan global memerlukan sistem keolahragaan nasional;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu dibentuk Undang-Undang tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Tenis Lapangan

Tenis merupakan salah satu cabang olahraga yang dilakukan oleh seorang atau sepasang pemain yang berhadapan dengan dibatasi oleh jaring. Untuk memainkannya diperlukan raket dan bola yang terbuat dari karet yang berisi angin dan terbungkus dari bulu kempa. Selain membutuhkan kekuatan memukul bola, juga keterampilan menempatkan bola pada sisi yang kosong, agar pihak lawan sulit mengembalikan.
Tujuan orang bemain tenis antara lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak, memelihara kesehatan tubuh dan untuk mencapai prestasi.
Teknik-teknik dasar dalam tenis lapangan, diantaranya cara memegang raket, posisi sikap siap, servis, pukulan forehand, dan pukulan backhand. Tetapi dalam makalah kami hanya akan menjelaskan tentang pukulan forehand.
Posisi Badan.
Selain mengetahui cara memegang raket, hal pertama yang perlu diketahui siswa dalam pembelajaran tenis lapangan adalah penempatan kaki dan penguasaan berat badan. Keberhasilan seorang pemain dalam mempersiapkan diri untuk melakukan pukulan dengan baik dan tepat tergantung dari ketepatan kaki yang benar dengan keseimbangan yang sempurna.
Cara melakukan penempatan kaki dan penguasaan berat badan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menuju ke bola yang agak jauh ke samping atau ke depan dari badan, baik ke arah forehand maupun backhand pergunakan langkah silang.
2. Jika bola datang ke sebelah kanan, melangkahlah dengan kaki kiri, sebaliknya jika bola datang ke sebelah kiri, melangkahlah ke dengan kaki kanan.
3. Sebaliknya bila bola datang menuju ke arah badan, maka langkahkan kaki kanan mundur ke belakang untuk melaksanakan pukulan forehand.
Pukulan forehand
Dalam permainan tenis lapangan pukulan ini sangat dominan atau bisa di katakan pukulan yang sering keluar dalam permainan tenis
Cara memukul pukulan Forehand :
1. Gerakan dimulai dari pergerakan badan menuju arah bola dan kita telah menentukan tepatnya zona bola akan dipukul. Zona yang baik untuk memukul tenis adalah pada daerah di depan badan anda, di daerah sekitar bawah perut.
2. Kemudian raket anda ayunkan ke belakang bersamaan dengan rotasi bahu tangan anda yang tidak memegang raket ke depan. Kaki kiri maju ke depan dan badan tegak lurus terhadap garis baseline atau net untuk melakukan closed stance.
3. Ketika bola telah masuk pada zona pukulan yang anda kehendaki, raket anda ayunkan ke depan menuju titik kontak antara bola dengan raket .
4. Raket kontak dengan bola tenis dan usahakan bola harus berada pada sweetspot dari raket untuk kesempurnaan dari pukulan tersebut.
5. Setelah terjadi kontak maka kita melakukan followthrough dengan cara raket tetap diayunkan hingga melintasi badan kita ke arah kira-kira jam 11.
Jadi untuk pemain pemula saya sarankan mempelajari pukulan forehand dengan gerakan yang sederhana terlebih dahulu dengan ayunan yang klasik dan memakai grip continental atau eastern. Apabila anda telah dapat menguasai pukulan ini dengan baik dan dapat memukul bola melewati net dengan konsisten.

Teknik – teknik peredaan ketegangan

Teknik – teknik peredaan ketegangan
Dalam uraian-uraian terdahulu telah dibicarakan secara luas masalah anxiety dan pengaruh-pengaruhnya terhadap usaha serta prestasi atlit. Akan tetapi, hanya mengetahui “the what” saja mengapa atlit takut tanpa mengetahui”the how” atau bagaimana cara penyembuhannya tidaklah banyak manfaatnya. Dengan pengetahuan mengenai cara penyembuhannya, kita seringkali dapat menyusun teori-teori dan strategi serta menciptakan situasi guna menolong atlit menghilangkan atau sekurang-kurangnya meredakan anxiety. Hal ini bukanlah berarti bahwa pelatih dapat bertindak sebagai seorang psikiater atau psikolog, akan tetapi dia harus dapat mengenal (recognize) isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda takut yang berlebihan pada atlit untuk kemudian menyaringnya, mana kira-kira yang berada dalam kemampuannya untuk menangani dan mana adalah bidang garapan psikiatris atau psikolog.

1. Aktivasi
Istilah activation (Aktivasi) atau gugahan mengacu kepada kesiapan psikologis seorang dalam menghadapi suatu aktivitas misalnya pertandingan. Activation atau arousal harus dibedakan pengertiannya dari anxiety, meskipun anxiety juga merupakan suatu gugahan psikologis dalam menghadapi suatu aktivitas atau event. Akan tetapi anxiety mengacu kepada gugahan yang tinggi yang biasanya menyebabkan orang merasa kurang enak (uncomfortable).
Aktivasi dan anxiety akan selalu ada dan tidak mungkin dihindari dalam setiap pertandingan. Tantangan bagi pelatih adalah, bagaimana menolong atlit untuk mengenal (recognize) aktivasi dan respons-respons anxiety, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap situasi-situasi yang dihadapi, terutama situasi-situasi yang kurang enak dan kurang menggembirakan baginya. Kemampuan untuk menyetel dan mengatur tingkat anxiety dan tingkat aktivasi sebelum dan selama pertandingan merupakan skill yang sangat penting guna memperoleh prestasi yang setinggi-tingginya.
Setiap atlit mempunyai cara atau tekniknya sendiri dalam mempersiapkan diri secara psikologis menghadapi suatu pertandingan. Sesuai dengan ciri kepribadiannya, ada atlit yang memilih menyendiri dalam mengatur siasatnya mempersiapkan diri sebelum bertanding, oleh karena dengan anxiety atau aktivasi yang rendah dia bisa berprestasi lebih baik.
Akan tetapi ada pula atlit-atlit yang perlu atau ingin digugah, malah dibakar emosinya sebelum bertanding. Oleh karena dengan demikian dia akan merasa lebih siap. Bagi low anxiety performer (atlit yang membutuhkan anxiety yang rendah sebelum bertanding), gugahan atau cara penyemangatan demikian mungkin justru akan menyebabkan konsentrasinya hilang. Oleh karena itu seorang pelatih harus jeli dan pandai-pandai memperkirakan tingkat aktivasi yang bagaimana yang paling cocok bagi setiap atlitnya agar mereka dapat tampil sebaik mungkin dan berprestasi seoptimal mungkin. Susahnya memang tidak ada “satu-satunya cara yang terbaik” dalam menggugah emosi mereka sebelum pertandingan. Dan belum tentu metode-metode inovatif dan kreatif yang ternyata berhasil dan efektif dalam suatu situasi tertentu akan juga efektif dalam situasi lain sekalipun diterapkan oleh pelatih yang sama.

Sistem Pengungkit


Tugas Biomekanika
Sistem Pengungkit

1.      Mencari contoh sistem pengungkit I, II, III juga mencari jenis otot yang berkontraksi dan bergerak pada sendi apa?

Jawab
Jenis pengungkit I
            Saat seorang atlit sepakbolaakan menendang bola kea rah gawang. Maka kaki yang akan menendang pasti melakukan gerakan kaki sedikit diangkat. Dan lutut akan sedikit ditekuk kebelakang, maka secara tidak sadar dia akan melakukan gerakan pengungkit I yang terdiri dari :

Gaya –Sumbu – Beban

Gaya    : Biceps Femoris
Sumbu : Sendi Lutut
Beban  : Tungkai Kaki, Tarrus, Matatairus,Phalanges.
Jadi gaya akan dilakukan oleh biceps femoris. Sebagai awalan melakukan tendangan adalah sendi lutut dan yang menjadi beban adalah tungkai kaki sebagai sampai dengan phalanger sebagai daerah yang akan menendang bola.
   




Jenis Pengungkit II
Saat seorang atlit bulutangkis melakukan kuda-kuda saat ia bersiap menerima bola, maka ia akan melakukan gerakan jinjit untuk menghasilkan gerakan labil agar saat ia bergerak menerima bola ia akan lebih cepat melakukan gerakan reflex. Gerak pengungkit ini terdiri dari :

Gaya – Beban – Sumbu

Gaya   : Insertio Gastrocnemius
Sumbu: Ujung Jari Kaki
Beban : Tubuh
Jadi gaya akan dilakukan oleh otot insertion gastrocnemius yang berkontraksi dan bersumbu pada ujung jari kaki untuk menumpu.

Jenis Pengungkit III
Saat seorang atlit renang berada di balok start dan akan bersiap meloncat ke lintasan kolam, maka ia akan membukukkan badan. Pengungkit yang dipakai adalah :

Sumbu – Gaya – Beban

Sumbu : Sendi Panggul
Gaya    : Vagina Musculi recti abdominis lamina anterior(otot perut)
Beban  : Tubuh bagian atas (dada, kepala, leher, tangan)
Jadi saat seorang perenang akan meloncat dan ia membukukkan badan maka pinggul dijadikan sumbu, dan gaya berada pada otot perut yaitu Vagina Musculi recti abdominis lamina anterior dan beban berada tubuh bagian atas(dada, kepala, leher,tangan)

IMPLIKASI DEFINISI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

IMPLIKASI DEFINISI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Dalam bab terdahulu dikemukakan bahwa definisi baru teknologi pembelajaran diperlukan untuk merefleksikan pertumbuhan dan diversifikasi bidang studi dewasa ini, dan juga berfungsi sebagai katalis untuk kreativitas dan perubahan lebih lanjut. Premis ini konsisten dengan pendapat Ely (1983) bahwa "definisi tidak menciptakan bidang studi tetapi membantu menjelaskan fungsi, tujuan, dan peranannya kepada mereka yang ada di dalam dan di luar wilayah studi itu". Upaya mendefinisikan ini juga bertujuan untuk menunjang perkembangan masyarakat ilmiah dan praktisi yang lebih kohesif dari berbagai disiplin, filsafat, dan konteks kerja. Bab ini akan mengkaji lebih lanjut peranan dan implikasi definisi teknologi pembelajaran dalam keadaan dunia yang berubah cepat.
Definisi dan Peranannya dalam Bidang Studi yang Sedang Berkembang
Perkembangan Bidang Studi
Asumsi bahwa teknologi pembelajaran merupakan bidang studi yang terpisah, suatu cabang pengetahuan tersendiri. Sementara teknologi pembelajaran berfungsi sebagai bidang studi selama bertahun-tahun, dan sekarang ini berfungsi sebagai profesi, statusnya yang matang termasuk baru bagi masyarakat kebanyakan. Kematangan ini dapat dilihat dari kepedulian profesional dan batas-batas teoritis yang jelas. Deflnisi teknologi pembelajaran tidak saja dipengaruhi oleh dimensi kematangan tetapi definisi itu juga memberikan dorongan lebih lanjut untuk pertumbuhan. Menurut Fin (1953) sebuah profesi memiliki dalam bentuk:
• khasanah teori dan penelitian teknik intelektual
• aplikasi paktis
• persyaratan pelatihan dan sertifikasi
• etika yang dicanangkan
• asosiasi dan komunikasi di antara anggotanya

Ukuran lapangan

A. Partai Tunggal / Satu Pemain / 1 on 1

- Panjang = 11,88 meter
- Lebar = 5,18 meter
- Luas = 61,5384 meter persegi
- Tinggi Tiang Net = 1,55 meter
- Tinggi Atas Net = 1,52 meter

- Jarak Net Ke Garis Service = 1,98 meter
- Jarak Garis Service ke Sisi Lapangan Luar = 3,96 meter

B. Partai Ganda / Dua Pemain / 2 on 2

- Panjang = 13,40 meter
- Lebar = 6,10 meter
- Luas = 81,74 meter persegi
- Tinggi Tiang Net = 1,55 meter
- Tinggi Atas Net = 1,52 meter

Tips Pemilihan Raket yg Bagus

Sebagai panduan memilih raket, berikut adalah paparan ringkas spesifikasi dan istilah untuk raket bulutangkis standar. Spesifikasi berikut memang bukan patokan Standar Internasional, hanya sebagai pedoman umum saja.

1. Kelenturan Gagang (Stiffness of Shaft)
a. Medium (Fleksibel)
Pemindahan sebagian tenaga yang berpusat pada pergelangan tangan. Pemusatan energi untuk tungkai yang fleksibel saat raket diayun memberikan daya tolak lebih besar saat shuttlecock menyentuh raket. Jenis ini sangat baik untuk pertahanan (defensive) atau untuk mengontrol gaya permainan lainnya.

b. Stiff (Limited Flexibility)
Pemindahan tenaga yang memungkinkan dari pergelangan tangan. Tangkai jenis ini sangat dianjurkan untuk teknik permainan bertahan (defensive). Maupn permainan serangan (offensive).

c. Extra Stiff (Minimum Flexibility)
Pemindahan tenaga secara maksimum yang berpusat pada pergelangan tangan. Gerakan tangkai raket yang minimalis memberikan ketepatan yang lebih baik atas penempatan shuttlecock. Raket dengan tangkai jenis ini sangat ideal untuk teknik permainan serangan (offensive) seperti smashing, net kill dan sebagainya.